Cloud Computing, Solusi Baru Abadikan Data


“Flashdisk saya pernah kena virus gara-gara dimasukin ke laptop sama komputer di warnet yang banyak virusnya. Sampai  kesel dan jengkel karena dokumen-dokumennya ga’ bisa dibuka, bahkan sampe nangis karena tugas harus segera dikumpulin,” keluh Ani Ayu Sintiyani, mahasiswi Jurusan Perbandingan Agama, ketika ditanya soal pengalamannya tentang virus yang merusak penyimpanan data (data storage).
Dilihat dari sejarahnya, virus merupakan sebuah program game yang tidak sengaja keluar dari Lab BELL (laboratorium komputer terbesar di dunia/red-) pada tahun 1980. Dari zaman DOS, Vista sampai Windows 7, keberadaan virus ini rupanya tak pernah habis seiring antivirus yang mengiringnya. “Virus itu program jahat dalam komputer yang digunakan untuk menghasilkan uang dan kesenangan untuk pembuatnya. Mereka biasanya bikin antivirusnya juga biar laku,” begitu kata Ilham, mahasiswa Teknik Informatika.
Sementara itu, dilansir dari www.Detikinet.com, virus bernama Stuxnet menjadi posisi pertama di daftar virus terganas sepanjang tahun 2011-2012. Diikuti dengan Virus Android yang tumbuh subur seperti ribuan aplikasi yang disediakan. Be Aware !
Penanggulangan awal untuk melawan virus adalah dengan memasang antivirus. Misalnya antivirus Norton dan Kaspersky, keduanya bisa menjadi rekomendasi terbaik selama tahun2011-2012 versi situs www.fullwp.com. Busyro, mahasiswa jurusan Perbandingan Agama menambahkan bahwa apapun antivirusnya, yang terpenting haruslah rutin di-update minimal sebulan sekali. For addition, penggunaan firewall pada komputer juga sangat membantu untuk mengurangi virus yang masuk dari internet. Last but not least, jangan lupa untuk selalu scanning setiap flasdisc yang akan masuk ke komputer.
Setelah tips-tips yang telah disampaikan diatas, tampaknya virus tetap saja masih melenggang bebas tanpa permisi. Belum lagi kalau kapasitas komputer kita kurang. Maka, Cloud Computing datang sebagai solusi.
Sendi Permadia, mahasiswa Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi menganalogikan Cloud Computing dengan jaringan listrik, dimana kita tinggal menghubungi PLN untuk menyambungkannya ke rumah kita dengan pembayaran sesuai besar listrik tersebut.
Sebenarnya, sistem cloud ini sudah lama kita gunakan. Email, akun Facebook, Twitter, Tumblr, 4shared dan kawan-kawannya adalah satu bentuk kecil bagaimana sistem cloud dipakai. Data yang kita masukkan ke akun-akun tersebut otomatis berpindah dari komputer kita dan disimpan di server yang bersangkutan. Dan kita bisa mendapatkannya anywhere and anytime asalkan  tersambung dengan internet. Tetapi, akun-akun tersebut gratis, maka kita tidak bisa mempunyai kendali atas data kita sendiri, contohnya 4shared.
Cloud Computing memberikan keleluasaan 100% pada pengguna untuk mengatur atau mengedit data sedemikian rupa, kapasitas pun sesuai dengan biaya yang kita inginkan. Sejauh ini, Google, Yahoo, Amazon dan Facebook menjadi raksasanya. Sedangkan di Indonesia sendiri ada Biznet dan Telkom yang menjadi pionir.
Sayangnya, sejauh ini pengguna Cloud Computing masih populer di kalangan pebisnis saja. Dunia pendidikan belum sepenuhnya berpindah menggunakan sistem ini untuk menyimpan database mahasiswa. Hembusan kencang tentang Sistem Cloud Computing yang akan booming tahun ini dan tahun berikutnya diikuti dengan banyak kekhawatiran akan jaminan privasi, walaupun penyedia layanan cloud mempunyai regulasi tertentu akan hal ini. So are you ready to join this new era ? []Alin Imani, Iis, Nazmi Irham/Magang//Penny Yuniasri/SUAKA

Related Post



Posting Komentar